Translate to Your Language :)

Setiap orang butuh tempat utk berbagi cerita, aku harap kamu bisa mengerti itu.

18 Nov 2012

Sendangsono, Lourdesnya Indonesia??

Kalau berbicara tentang Gua Maria, siapa sih orang yang tak tahu Gua Maria Sendangsono??
yang gatau cupu ahh, hhehehe *bercanda ya ^^
Gua Maria Sendangsono ini letaknya ada di Yogyakarta. Alamat lengkap dari Sendangsono ini adalah di kawasan Gunung Menoreh yang memiliki alamat di Dusun Semagung, Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon progo, Propinsi DIY.
Sendangsono ini terletak didaerah perbatasan antara Yogyakarta dengan Jawa Tengah. Dari Yogyakarta ke arah barat daya kira-kira 25 km dan kira-kira 30 km dari kota Magelang dan 15 km dari selatan Muntilan.

Kata Sendangsono itu artinya apa sich?

nah, kalau secara etimologis, sendangsono itu berasal dari kata sendang dan sono. Sendang itu berarti mata air dan sono adalah nama sebuah pohon, yaitu pohon sono. Jadi bila keduanya digabungkan menjadi : mata air yang terletak dibawah pohon sono. ya kira-kira begitulah artinya :D
Dulu sebelum menjadi tempat ziarah berciri Katolik, sumber air itu dikenal sebagai sumber air yang keramat oleh penduduk sekitarnya

Pada tanggal 14 Desember 1904, sumber air dibawah pohon sono ini digunakan sebagai tempat untuk membaptis orang-orang yang ingin masuk Katolik, dan juga sumber sendangsono ini diberkati oleh Romo Van Lith SJ, dan sejak saat itu, sumber air dibawah pohon sono ini bukan lagi dikenal sebagai tempat keramat, tetapi sebagai sarana untuk berjumpa dengan Tuhan dengan air yang sudah diberkati menjadi air suci.
Peristiwa baptisan itu juga menjadi awal mula berkembangnya umat Katolik yang berciri Jawa dan Sendangsono menjadi salah satu monumen sejarah berdirinya umat Katolik disekitar Kalibawang.

Katekis pertama di Kalibawang adalah Brnabas Sarikrama.
Awalnya dia adalah orang biasa, yang selalu mengikuti tradisi jawa dan akhirnya menikah dan tinggal dirumah mertuanya. Ketika anak pertamanya lahir, ia menderita sakit misterius pada bagian tungkai kakinya. Tungkai kakinya berlubang dan mengeluarkan bau busuk. Setiap ia berjalan ia menggunakan maaf pantatnya dengan ditopang dengan kedua kakinya (*baca: ngesot).
Sebagai penganut kejawean yang kuat, ia pun bertapa di dekat mata air dibawah pohon sono untuk mendapat kesembuhan dari penyakitnya itu. Dalam pertapaannya itu, ia mendapat sebuah wangsit, yang berisi : "menyanga ngalor-ngetan lan kowe bakal oleh loro-loroning atunggal." (*artinya: pergilah ke arah timur laut dan kamu akan mendapatkan dua hal tetapi merupakan satu kesatuan).
Singkat kata, ia pun pergi ke arah timur laut dengan ngesot. Ternyata ia pergi ke arah Muntilan. Akhirnya dengan susah payah, ia sampai pada suatu tempat dan berjumpa dengan Bruder Kersten SJ. Kemudian ia dikenalkan dengan Romo Van Lith SJ.

Pada masa-masa ketika ia dirawat oleh Bruder Kersten dan Romo van Lith di Muntilan, Sarikrama juga belajar agama katolik dan ia akhirnya tertarik dengan agama Katolik. Sarikrama pun ingin menjadi seorang Katolik. Romo van Lith kaget akan keinginan Sarikrama itu kemudian Romo mengajari Sarikrama mengenai kekatolikan dengan tekun, sebab Sarikrama bukan seorang yang berpendidikan. Ia tidak bisa membaca.
Seiring dengan ajaran yang diterimanya, sedikit demi sedikit penyakitnya sembuh dan ketika penyakitnya benar-benar smebuh, ia kembali ke Kajoran dengan membawa kitab suci hadiah dari Romo van Lith.
Sesampainya ia dirumah, ia kembali menceritakan tentang keajaiban serta ajaran yang diterimanya dari Romo van Lith. Mertuanya tertarik dan mengajak beberapa warga lainnya untuk mendengarkan ajaran agama Katolik yang diberikan oleh Sarikrama.
Dari hari ke hari, semakin banayak orang yang berminat dengan ajarannya, dan pada akhirnya kegigihan Sarikrama berbuah pada sebuah pembaptisan pertama yang terjadi pada tanggal 20 Mei 1904. Ia dan tiga orang lainnya dibaptis oleh Romo van Lith.
Dan pada tahun 1929, ia mendapatkan penghargaan bintang Pro Ecclesia et Pontifice dari Paus Pius XI.

Ada apa di Sendangsono? wah pertanyaan ini sudah tidak asing lagi dikepala saya. Waktu perjalanan ke Sendangsono ini saya sebenarnya sudah malas sekali, Sendangsono itu apasih, dan ada apa disana sampai-sampai mama saya ngebet sekali ingin kesana. Malah jalanannya on the road banget lagi, kaya naik roller coaster, tapi bedanya ini angkot ya..hahaha yahh..waktu itu saya, adik saya dan mama saya menyewa angkot untuk sampai ke Gua Maria Sendangsono. Bisa dibayangkan kan bagaimana rasanya jalanan nanjak dipuncak? nah, ini bagian parahnya..
Ternyata setelah sampai, saya menganga-nganga, karena tempatnya yang begitu luas dan arsitekturnya yang best banget lah *hayolloh, udah best pake banget lagi..ckckc

Disini kita bisa nemuin Gua Maria Lourdes Sendangsono yang kalau saya tidak salah, susternya bilang kalau gua maria ini dibangun pada tahun 1923 yang didirikan sebagai ungkapan terimakasih dan permohonan kepada Allah melalui perantaraan Bunda Maria. Gua ini dibuat oleh masyarakat sekitar yang saling bergotong royong dari campuran batu, pasir dan batu kapur. Patung Bunda Marianya pun langsung didatangkan dari Swiss dengan berat kurang lebih 300 kg dan diberkati pada tanggal 8 Desember 1929.
Gua maria ini terletak dekat dengan rimbunan pohon sono atau yah bisa disebut juga pohon beringin, karena memang pohonya menyerupai itu. Didepannya ada tempat berdoa dan tempat orang-orang menaruh lilin permohonannya pada bagian kiri dan kanan patung. Bagian depan patung digunakan untuk menaruh karangan-karangan bunga dari para pengunjung.
saya, ibu saya dan adik saya juga menyempatkan diri untuk berdoa dan menyampaikan permohonan-permohonan kami.

Ada juga sendang pembaptisan. Sendang pembaptisan ini dulu pernah ditutup untuk menjaga kebersihan dan keasriannya. Tapi belum lama-lama beberapa tahun yang lalu kembali dibuka dan dipasangi lampu, mungkin maksudnya agar kita dapat melihat tempat pembaptisan pertama disini kali yah, setelah menimba airnya, saya juga sempat membasuh wajah dan mengambil airnya 2 botol 1,5 liter..hhahaha rencananya sih pengen lebih banyak lagi, tapi karena kita gak kuat yaudah 2 botol juga cukup :D

Ternyata usaha penimbaan saya sia-sia :( karena sebenarnya tidak jauh dari sendang pembaptisan ada keran-keran untuk mengambil air dari sendang itu.
di Sendangsono ini tempatnya sangat teduh dan adem. Mungkin disebabkan oleh banyaknya pohon sono dan beringin yang tumbuh disini kali yach..

Tempat selanjutnya adalah kapel Tritunggal maha Kudus (kapel utama) yang merupakan pusat tempat bertemu dengan Tuhan. Banyak para peziarah yang merayakan ekaristi secara pribadi dalam kapel ini. sssttt kita dilarang bersisik disini, eh salah yah, maksudnya berisik. hihiii
Selain kapel tritunggal, ada juga kapel Maria yang terletak dibagian pojok Sendangsono. Dinding-dinding kapel yang satu ini berfungsi juga sebagai pembatas dengan perumahan penduduk disekitarnya. Atap kapel berjumlah 3 dengan 13 tiang penyangga utama ditengahnya.
Kapel berikutnya adalah kapel 12 rasul yang terletak diatas jalur jalan salib pendek.bentuk atapnya lucu deh, karena berbentuk seperti payung yang berjumlah 3 buah dan dibagi lagi menjadi 4 buah atap yang berbentuk lancip sehingga menara-menara kecil itu berjumlah 12. makanya disebut kapel 12 rasul. Didepannya ada tempat duduk yang berbentuk setengah lingkaran yang merangkap sebagai tangga juga. Sebenernya tempat duduk atau tangga sich? saya juga tak tahu. Tapi karena saya sudah capek sekali muter-muter, dan kaki sudah gempor naik turun tangga, bolak balik nyebrangin jembatan, maka saya akhirnya mengistirahatkan kaki saya disana.

Tidak jauh dari kapel 12 rasul, saya juga melihat adanya batu-batuan yang berisi relief untuk keperluan jalan salib. jaraknya tidak terlalu jauh satu dengan yang lainnya.
Tapi ini adalah jalan salib pendek. Jalan salib panjang itu berjarak kurang lebih 2 km dari gereja Promasan sampai ke Sendangsono. Hayoo, bisa dibayangin gak nih jalan salibnya jalan sampe 2 kilo? hahaaha :P

---------------------------------

Ketika zaman terus menerus menawarkan kemudahan dan kenikmatan duniawi, peziarahan sendangsono memberikan oase yang menyejukkan. Oase ini akan terus mengalir ketika para peziarah terbuka untuk menghayati dan menghidupi konsep dan makna dibalik peziarahan sendangsono.

Sayangnya, oase ini terus menerus pula tergerus oleh arus zaman. Banyak orang-orang yang mencari hal-hal serba praktis dan mudah.

Harapannya, tulisan ini membantu para peziarah atau siapapun untuk lebih memaknai hakekat peziarahan.


>> maaf bila ada salah kata, tulisan, atau penggambaran. karena saya pun hanya manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Untuk itu, disediakan kolom coment.

*sumber dari : buku yang diterbitkan oleh para pengurus peziarahan Sendangsono, 2009



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

before you comment, THINK first. Thanks :)

Relate Post

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

your visiter number