Translate to Your Language :)

Setiap orang butuh tempat utk berbagi cerita, aku harap kamu bisa mengerti itu.

26 Des 2012

Be Witness of Unique and Exotic 'Toraja'

Datang, Lihat, Nikmati, dan Jadilah saksi serta sebarluaskan Citra keunikan eksotisnya Tana Toraja ke Nusantara dan Mancanegara :D
Awalnya saya mengira Tana Toraja itu biasa saja tempatnya,  hanyalah salah satu tempat yang tidak wajib dikunjungi, atau istilahnya bagi orang yang ingin berwisata tetapi tidak tahu ingin kemana, yah iseng-iseng sajalah ke sana, seperti saya ini.
Setelah keluar dari Bandara Sultan Hassanuddin, dengan  menumpang pete-pete  (semacam  angkutan kota yang ada), saya menuju Kota  Makassar, kemudian dilanjutkan ke Kota Makale selama kurang lebih 7 jam lewat darat, dan sampailah ke penginapan. Dalam perjalanan, saya disuguhi panorama yang alami. disambut jalanan yang membelah bukit  berkelok,diselingi  Rumah Adat Tongkonan yang  berdiri megah di kanan-kiri jalan.
Udara Kota Makale dipagi hari sangat sejuk, awalnya saya tidak dapat melihat apapun karena kabut yang tebal menyelimuti bagian kota. Semakin matahari naik, kabut semakin hilang kelebatannya, dan mulai menampakkan nuansa Toraja yang sangat  indah. Nampak adanya tongkonan (rumah adat Toraja yang ujung atapnya menghadap ke atas), sawah beserta tedong-nya (kerbau) semua bersatu berlomba-lomba merajutkan warna  keindahannya di mata saya. Ternyata setelah  menginjakkan kaki  di bumi Celebes,  Tana Toraja dugaan saya salah besar. Saya langsung jatuh cinta pada pandangan pertama dengan suasana  lingkungan yang demikian alami, asri, dan kental budayanya.
Mengenal lebih dekat budaya yang beraura budaya mistik, yaitu Upacara Adat Rambu Solo, upacara ini bertujuan  menghormati, menghantarkan arwah orang yang telah meninggal dunia menuju alam roh. Upacara ini sangat unik dan tidak ada duanya di dunia.  Orang yang meninggal akan dianggap meninggal, apabila upacara ini telah selesai. Bila upacara belum selesai  maka orang yang telah meninggal dianggap tidur atau sakit, dan  uniknya “setiap orang yang telah meninggal” tetap diberi makan serta diajak bicara oleh sanak keluarganya . Upacara ini sering juga disebut upacara penyempurnaan kematian. Dalam konteks ini, Upacara Adat  Rambu Solo menjadi sebuah “kewajiban”, sehingga dengan cara apapun masyarakat Tana Toraja akan mengadakannnya sebagai bentuk pengabdian kepada orang tua mereka yang meninggal dunia. Akhirnya  saya sekali lagi kembali terpesona dengan keindahan  Toraja. Harus diakui sepertinya saya belum pernah menemukan tempat wisata budaya yang menawarkan sejuta  keunikan budaya  mistik seperti di Tana Toraja ini.
Matahari di barat mulai meredup,  angkutan pete-pete yang beroperasi menjadi berkurang. Sedangkan rasa penasaran dan keingintahuan saya semakin memuncak  Saya masih ingin lihat dan menyaksikan  keunikan rangkaian ritual lainya yang tidak ada di tempat lain, dan mutlak harus didatangi. Tetapi jangan kawatir mengenai angkutan di Tana Toraja ini, banyak tempat yang menyediakan sewa mobil jeep maupun ojek motor.
Saya juga menyempatkan diri berkunjung ke makam yang berbentuk dinding batu. Apalagi kalau bukan Lemo ? Ada sekitar 70-an lubang yang isinya adalah mayat dan tau-tau (Bahasa Toraja yang berarti patung-patung dari orang yang telah meninggal dan dimakamkan disana.), di sekelilingnya terhampar sawah yang luas dan menghijau .Selain Lemo, saya pun berkunjung ke Lokomata, yang terdapat hamparan puluhan kubur batu disini ada yang besar dan ada juga yang kecil. Tempat lainnya adalah Londa, yang berupa  goa alam, 30 menit dari kota Makale dengan menggunakan angkutan umum. Saya sarankan, ketika anda datang ke goa ini agar membawa alat penerangan, agar bisa melihat lebih jelas. Goa ini memeiliki kedalaman 1000 meter. Didalam goa suasananya  gelap, di sebagian tempat, goa hanya memiliki ketinggian  satu meter sehingga orang yang lewat harus sedikit membungkuk untuk melewatinya. Di dalam goa ada ratusan banyak sekali tulang belulang yang diperkirakan sudah berumur ratusan tahun. Banyak juga peti mati yang masih baru. Udara di dalam goa terasa sejuk, tidak pengap ataupun berbau meskipun di dalam goa saya bersama banyak mayat dan tulang belulang.
Ternyata Pariwisata Toraja, bukanlah  pariwisata biasa tetapi pariwisata yang luar biasa dengan ragam tempat wisata budaya, wisata alam, wisata religius, wisata kuliner, serta wisata petualangan, dan sudah selayaknya masuk dalam warisan dunia (world heritage). Untuk menyukseskan sebagai warisan budaya yang belum tergali secara utuh, dan terpublikasikan, maka marilah kita bersama-sama merapatkan barisan, untuk menjadi saksi keunikan dan keesksotisan Tana Toraja tercinta di Pulau Celebes.

**Gabriella Mistissy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

before you comment, THINK first. Thanks :)

Relate Post

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

your visiter number