Thousand Island *really thousand (?)*
Untuk ke sekian kalinya merasakan asinnya laut
Jakarta.
Kamis kemarin, tepatnya tanggal 11 Juli 2013
akhirnya jadi juga pergi berwisata ke Kepulauan Seribu, setelah mengalami
beberapa kali hambatan :D
Dimulai dari pelabuhan Rawa Saban, setelah melalui
pertimbangan-pertimbangan yang menjadi pertimbangan kami bersama, kami memutuskan untuk pergi melalui
pelabuhan yang seharusnya mengangkut barang (Read: Rawa Saban), bukan orang…...heheee
Kita naik kapal dengan tujuan Pulau Tidung, karena
memang banyak yang bilang kalau pulau ini indah dengan pantainya yang bersih.
Sampailah kami pada siang hari sekitar pukul 12.00
WIB, bagaimana keadaannya?..... yah sedikit meleset dari perkiraan kami.
Kami segera berbenah dan merapikan barang di home stay yang telah kami sewa sejak tadi di kapal, dengan biaya 200k untuk satu malamnya.
Kami segera berbenah dan merapikan barang di home stay yang telah kami sewa sejak tadi di kapal, dengan biaya 200k untuk satu malamnya.
Ketika sore menjelang, kami memberanikan diri keluar
dari sarang nyaman kami (home stay)
untuk berpetualang menyusuri Pulau Tidung di sore hari. Angin pantai yang sejuk
menambah semangat kami semua. Okey fix!!....
Catch the sun!..... |
Mengukir memori di bawah pohon mangrove |
Di bawah pohon mangrove |
Yuuukk ..... berayunaaaan |
Kata pemilik rumah (home stay), jembatan cinta merupakan icon dari Pulau Tidung, dapat kita temukan dengan “terus jalan
kearah Timur, pokok’e ada di ujung pulau ini, tinggal ikutin jalan aja.” Kita
pun mengikuti arahannya dengan menggoes sepeda ke arah timur, di sepanjang
jalan kami melewati rumah penduduk sekitar, sembari melemparkan senyum kepada
orang yang sengaja atau tidak menatap saya, sambil tetap melanjutkan menggoes
sepedanya, pemandangan pantai di sepanjang jalan pun tidak dapat di elakkan,
dengan pasir putih yang bercampur dengan sorakan sampah, kami mengagumi
sekaligus prihatin. Setelah sampai 15 menit berlalu, di depan gerbang terlihat
plang : ”parkir jembatan cinta Rp 2000.” sedangkan saat itu sudah jam 17.00,
kami tidak ingin menyiakan uang yang kami bawa untuk parkir hanya 1 jam kurang,
jadi kami berbalik arah pulang ke home
stay.
Di sepanjang jalan, bila ada pantai yang terbuka,
kami menyempatkan diri dulu memakirkan sepeda untuk berfoto dan menikmati udara
pantai sore hari beserta sunsetnya.
**
Hari kedua kami lanjutkan untuk ber-snorkeling ria
di daerah pulau Payung
Kami menyewa kapal seharga 300k dan memulai janji dengan si empunya kapal dari pukul08.30 WIB, tapi ternyata jam karet telah membudidaya pada masyarakat Indonesia, si pengemudi baru datang sekitar jam 12.30 WIB.
Kami menyewa kapal seharga 300k dan memulai janji dengan si empunya kapal dari pukul08.30 WIB, tapi ternyata jam karet telah membudidaya pada masyarakat Indonesia, si pengemudi baru datang sekitar jam 12.30 WIB.
Selama itu apa yang kami lakukan ?....
Awalnya kami hanya iseng untuk bersepeda
mengelilingi pulau lebih ke arah selatan, menuju ujung pulau yang satunya. Pada
spot pantai pertama, semua baik-baik saja, kita masih utuh dan kemalangan
dimulai pada saat adik saya meninggalkan saya dan mama berduaan di pantai
karena ia mengejar rombongan bule yang sudah duluan jalan.
Kami menikmati ujung pulau Tidung yang ternyata
masih sangat asri ini, melewati perkampungan penduduk yang hmmm….. ternyata
berbeda sekali dengan ujung yang satu, yang dekat dengan dermaga kedatangan,
kampong di sini sangat adem dan ramai dengan penduduk. Kami juga sempat
mengambil karang-karang yang dibuang pemiliknya di sepanjang jalan, kami
benar-benar menikmati udara panas siang bolong dan angin pantai yang berhembus,
sampai akhirnya, kami menyadari bahwa kita tersesat dan tak tau arah jalan
menuju home stay lagi. Kami berdua
bingung kemana jalan yang seharusnya kami pilih, jadi selama 2,5 jam-an, kami
berdua hanya berkutat disitu-situ saja tanpa mengetahui arah mana yang
seharusnya kami ambil untuk menuju home
stay. *oh nooo!
Udara panas dan keringat yang benar-benar mengucur
karena menggoes sepeda secara terus menerus membuat kami berdua bener-bener
capek dan ngos-ngosan.Tapi untungnya setelah kami memberanikan diri bertanya
kepada penduduk sekitar tentang arah yang harus kami ambil, kami jadi bisa
kembali lagi ke home stay dengan
keadaan utuh dan betis melebar…..hahahah
Setelah setengah jam istirahat di home stay, si pengemudi kapal tiba-tiba datang dengan muka polosnya dan kami
segera mengambil peralatan snorkeling di salah satu rumah penduduk, yang
terdiri dari kacamata snorkel, kaki katak, dan pelampung dengan harga sewa 25k.
Tidak butuh waktu yang lama untuk mencapai Pulau
Payung ini, karena jaraknya yang memang tidak terlalu jauh dari Pulau Tidung
sendiri.
Pada spot pertama, saya turun dengan alat lengkap, tetapi lama kelamaan saya merasa tidak cocok dengan kacamata snorkel yang disewakan, sayapun menggantinya dengan kacamata renang biasa yang kami sengaja bawa. Dan ketika saya bosan mengapung terus saya mencoba melepaskan pelampung yang saya pakai (tentunya dengan izin dari orang tua dan pengemudi kapal itu sendiri).
Hasilnya, tubuh terasa lebih enteng dan seperti berenang di kolam renang sekaligus akuarium raksasa, karena saya dapat berenang bersama puluhan ikan kecil dengan warna yang seragam, ada juga ikan berukuran lumayan besar dengan warna yg sedikit mencolok dan tentunya di antara karang-karang dengan bentuknya seperti yang terlukis dalam lukisan…. How Beautiful is It.
Pada spot pertama, saya turun dengan alat lengkap, tetapi lama kelamaan saya merasa tidak cocok dengan kacamata snorkel yang disewakan, sayapun menggantinya dengan kacamata renang biasa yang kami sengaja bawa. Dan ketika saya bosan mengapung terus saya mencoba melepaskan pelampung yang saya pakai (tentunya dengan izin dari orang tua dan pengemudi kapal itu sendiri).
Hasilnya, tubuh terasa lebih enteng dan seperti berenang di kolam renang sekaligus akuarium raksasa, karena saya dapat berenang bersama puluhan ikan kecil dengan warna yang seragam, ada juga ikan berukuran lumayan besar dengan warna yg sedikit mencolok dan tentunya di antara karang-karang dengan bentuknya seperti yang terlukis dalam lukisan…. How Beautiful is It.
Snorkeling bersama ikan-ikan cantik walaupun tanpa roti |
nice shoot |
Estetis and eksotis |
Dapat melihat under the sea suatu anugerah yang ruaarrr biasa |
Hasil dari maha karya Yang Agung |
Kecantikan alami |
Estetis yang terukir didalam laut |
silahkan mengungkapkan sendiri :) |
berfoto dengan kucing yang juga ingin eksis.........heheh |
yeyyyy ! :D |
kapal akan kembali ke home stay, dengan background jembatan cinta dan banana boat yg nganggur |
**
Hari Selanjutnya, yaitu hari ketiga kita awali dengan
bangun pagi dan pergi sepagi mungkin. Sekitar pukul 07.00 WIB, kami sudah berangkat
dari home stay untuk mengitari
beberapa pulau di sekitar Pulau Tidung ini. Harga sewa kapalnya berbeda dengan
hari kemarin yang hanya snorkeling. Sewa kapalnya mencapai 500k.
Pulau pertama adalah Pulau Pari, pulau yang merupakan tempat penelitian dari
LIPI yang secara geografi berada di sebelah Tenggara Pulau Tidung.
Pulau ini terlihat lebih ‘hidup’ bila dibandingkan dengan Pulau Tidung. Banyak warga dan anak kecil yang bermain-main di sepanjang jalan dan lumayan banyak juga home stay yang ada di pulau ini.
Dengan berjalan kaki sekitar 10 menit dari dermaga, kita sudah bisa mencapai Pantai Pasir Perawan.
sejenak berfoto di identitas Pulau Pari |
Serasa di luar negeri....itu pantainya James Bond yg ada di Jakarta...xixixi |
'Beautiful'.....:D |
Pulau ini terlihat lebih ‘hidup’ bila dibandingkan dengan Pulau Tidung. Banyak warga dan anak kecil yang bermain-main di sepanjang jalan dan lumayan banyak juga home stay yang ada di pulau ini.
Dengan berjalan kaki sekitar 10 menit dari dermaga, kita sudah bisa mencapai Pantai Pasir Perawan.
Pantainya landai dengan pasir yang putih, air yang
bening kehijauan dan bergunduk-gunduk tanaman bakau di daerah tengah pantainya,
membuat pemandangan pantai seperti
berada di luar negeri. Yang menjadikan Pulau Pari ini “Surga kecil ditengah
kota Jakarta” menurut saya.
Pulau yang kedua adalah Pulau Tikus. Banyak orang yang
bilang kalau pulau Tikus ini merupakan tempat snorkeling yg bagus. Really (?)……
Bergaya bersama sampah-sampah yang berserakan.....hufft |
Pulau selanjutnya adalah Pulau Burung. Pulau ini
juga tak berpenghuni. Terdapat sebuah bangunan kosong yang nampaknya sudah
ditinggal oleh pemiliknya beberapa tahun silam.
Bergaya di depan dermaga Pulau Burung.........nice (y) |
Spot terindah.....serasa sedang syuuuuting film |
Pulau selanjutnya adalah Pulau Payung.
Dermaga apung di Pulau Payung |
Pulau yang hari sebelumnya dijadikan spot snorkeling ini, ternyata memiliki dermaga apung yang bagus dan penduduknya ramah-ramah. Indah dan asri sekali. Pulau serasa milik sendiri saat Pulau Payung ini sedang sepi. Hhheeeee……
Akhirnya sebelum kami kembali ke Pulau Tidung lagi,
saya menyempatkan diri untuk turun snorkeling lagi. Kali ini tanpa perlengkapan
snorkeling yang lengkap. Hanya kacamata renang biasa dan pelampung saja.
Sungguh nekat….iya…hahahaha…. Karena nekat itu ternyata indah.
Suatu hari nanti,.............:D
Saya yakin saya bisa menjelajahi semua pulau yang ada di Kepulauan Seribu
Thousand Island, Really Thousand (?)
Salam
BalasHapusBerbagi Kisah, Informasi dan Foto
Tentang Indahnya INDONESIA
www.jelajah-nesia.blogspot.com
jadi kangen jumpalitan dari jembatan tidung :)
BalasHapuswow kerennn....
BalasHapusnice
BalasHapus